Konten Terkait
Sebuah riset di Eropa menyebutkan jumlah mualaf perempuan jauh lebih banyak dari laki-laki. Meski demikian, riset yang dilansir oleh Christian Science Monitor beberapa waktu lalu itu tidak menyebut angka statistik yang pasti.
Sebelumnya, berbagai media ternama di Inggris menyebut meroketnya jumlah mualaf di negeri mereka -- sebagian besar motornya adalah kaum wanita.
Dilansir The Daily Star, mengutip studi Kevin Brice dari Swansea University, sebagian besar mualaf itu juga mengenakan jilbab, tetapi cenderung tidak setuju memakai cadar.
Penelitian yang dilakukan untuk organisasi keanekaragaman ras Faith Matters menemukan 5.200 orang masuk Islam di Inggris tahun lalu. “Banyak wanita yang merasa jenuh dengan gaya hidup masyarakat Barat…. Mereka lebih suka pendekatan yang sifatnya lebih spiritual,” tulis The Daily Star mengutip Fiyaz Mughal, Direktur Faith Matters.
Bahkan, di antara mereka, ada juga beberapa yang sebelumnya telah menjadi pesohor. Kini, tak sekadar pindah agama, mereka juga aktif menjadi corong umat Islam.
Sebelumnya, berbagai media ternama di Inggris menyebut meroketnya jumlah mualaf di negeri mereka -- sebagian besar motornya adalah kaum wanita.
Dilansir The Daily Star, mengutip studi Kevin Brice dari Swansea University, sebagian besar mualaf itu juga mengenakan jilbab, tetapi cenderung tidak setuju memakai cadar.
Penelitian yang dilakukan untuk organisasi keanekaragaman ras Faith Matters menemukan 5.200 orang masuk Islam di Inggris tahun lalu. “Banyak wanita yang merasa jenuh dengan gaya hidup masyarakat Barat…. Mereka lebih suka pendekatan yang sifatnya lebih spiritual,” tulis The Daily Star mengutip Fiyaz Mughal, Direktur Faith Matters.
Bahkan, di antara mereka, ada juga beberapa yang sebelumnya telah menjadi pesohor. Kini, tak sekadar pindah agama, mereka juga aktif menjadi corong umat Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar