Berdasarkan hasil riset, memiliki pasangan mempunyai banyak manfaat terutama bagi kesehatan.
Inilah beberapa masalah kesehatan yang bisa ditangkal dari sebuah hubungan romantisme:
1. Kesehatan mental
Penelitian dari Florida University tahun 2010 terhadap 1.621 mahasiswa menemukan bahwa secara keseluruhan orang-orang yang menjalani komitmen mengalami kesehatan mental lebih sedikit dibanding single. Pria dan wanita lajang cenderung memiliki depresi, kecemasan, gangguan mood, masalah penyesuaian diri, bunuh diri dan tekanan psikologis yang lebih tinggi.
2. Rasa sakit
Ungkapan 'Cinta itu menyakitkan" tidak selamanya benar. Justru ketika cinta itu mati, rasa sakit semakin terasa. Dalam sebuah studi dikatakan ada hubungan antara rasa sakit, perasaan cinta romantis dan aktivasi sitem dalam otak. Mencintai dan dicintai dapat mengalihkan perhatian seseorang dari rasa sakit dan ini mengirimkan sinyal ke otak lalu menurunkan aktivitas di daerah nyeri.
3. Umur pendek
Studi di Amerika Serikat tahun 2000 menunjukkan bahwa orang dewasa yang belum menikah memiliki peluang besar untuk mengalami kematian dini. Mereka yang menikah memiliki jaringan sosial yang lebih suportif. Anak-anak juga merangsang keluarga untuk terus hidup, meskipun sudah bercerai.
4. Sedih
Beberapa pasangan yang sedang mabuk cinta tampaknya tahu bagaimana caranya bersenang-senang untuk mendapatkan kebahagiaan. Studi memperlihatkan ketika kita melihat wajah orang yang benar-benar kita cintai, ada daerah-daerah tertentu di otak yang bergerak dan menimbulkan euforia.(*)
Inilah beberapa masalah kesehatan yang bisa ditangkal dari sebuah hubungan romantisme:
1. Kesehatan mental
Penelitian dari Florida University tahun 2010 terhadap 1.621 mahasiswa menemukan bahwa secara keseluruhan orang-orang yang menjalani komitmen mengalami kesehatan mental lebih sedikit dibanding single. Pria dan wanita lajang cenderung memiliki depresi, kecemasan, gangguan mood, masalah penyesuaian diri, bunuh diri dan tekanan psikologis yang lebih tinggi.
2. Rasa sakit
Ungkapan 'Cinta itu menyakitkan" tidak selamanya benar. Justru ketika cinta itu mati, rasa sakit semakin terasa. Dalam sebuah studi dikatakan ada hubungan antara rasa sakit, perasaan cinta romantis dan aktivasi sitem dalam otak. Mencintai dan dicintai dapat mengalihkan perhatian seseorang dari rasa sakit dan ini mengirimkan sinyal ke otak lalu menurunkan aktivitas di daerah nyeri.
3. Umur pendek
Studi di Amerika Serikat tahun 2000 menunjukkan bahwa orang dewasa yang belum menikah memiliki peluang besar untuk mengalami kematian dini. Mereka yang menikah memiliki jaringan sosial yang lebih suportif. Anak-anak juga merangsang keluarga untuk terus hidup, meskipun sudah bercerai.
4. Sedih
Beberapa pasangan yang sedang mabuk cinta tampaknya tahu bagaimana caranya bersenang-senang untuk mendapatkan kebahagiaan. Studi memperlihatkan ketika kita melihat wajah orang yang benar-benar kita cintai, ada daerah-daerah tertentu di otak yang bergerak dan menimbulkan euforia.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar